Wednesday, December 03, 2008

The Heart Celebration of Twenty Two


December is on! Too fast for enter da new year??

Entah kenapa, hari ultah November kemarin seakan-akan menjadi hari yang ingin di-skip dengan segera. Ada apa ya dengan saya? Huaah.. Entahlah, bukan berarti saya tidak bersyukur telah diberi kesempatan untuk menambahkan umur, tapi seakan-akan tidak banyak hal yang bisa disebut “keberhasilan” di tahun kemarin. Istilahnya, “No such thing called succesful, why we have to celebrate?”. Humm.. many problems, many happiness too, but something is [still...] not done: skripsi dan magang!! Dua hal itu seakan-akan menghapus bayang-bayang keceriaan travelling dan aktivitas hang out sebelumnya. Tapi, meski udah berusaha ngelupain, ternyata banyak juga manusia yang tidak ingin men-skip hari itu. Hehehe...
Seperti ultah-ultah sebelumnya, tepatnya pada pergantian menuju 29, ternyata air dan telor masih menjadi hadiah yang wajib untuk saya. Haha.. Tapi, mungkin kali ini sedikit berasa emosional karena berujung dengan kondisi kamar yang basah. Seprei basah, lantai basah, skripsi basah, handphone basah, laptop basah, plus bau amis telor. Thanks to all! But, terpaksa harus berakhir dengan pembalasan. Haha.. habislah Olay Shower gel! It’s so meaning, hanya saja di kondisi yang di luar mood.. Di hari H, akhirnya saya memilih untuk menghabiskan hari di Mount Island. Mama mau datang pasca seminar di Malang, sekalian pengen ngumpul sama keluarga di sana. Jarang-jarang saya habiskan ultah dengan mereka. Dan tentunya, ada grey t-shirt dan black jeans sebagai hadiah. Well, I always thanks to God for having mum like her.. ;)
Mungkin Tuhan mendengar atau mungkin juga sudah saatnya saya meraih keberhasilan tersebut. Tepat tanggal 2 Desember kemarin, saya diterima magang di dini advertising dengan posisi sebagai marketing. Sebuah pengalaman baru, sebuah tantangan baru juga. Nggak nyangka, kerjaannya benar-benar di luar dugaan. Bertemu dan sedikit berbincang dengan manajer marketing atau Public Relation dari restoran, hotel, maupun biro perjalanan. It’s totally new for me dan mungkin satu hal yang selalu dikhawatirkan dari pekerjaan “mobilitas tinggi” ini; tidak lain dan tidak bukan adalah nyasar!! Hehe.. Jadi, senjata saya akhir-akhir ini adalah peta (yang disponsori oleh... Mirota Batik!). Sebuah berkah lagi, akhirnya Bab I saya telah di-ACC oleh pembimbing 2. Selangkah demi selangkah, ternyata apa yang dikerjakan membuahkan hasil juga. Mungkin saya sudah lelah untuk terus kuliah, senang-senang, jalan menghabiskan uang. Sudah saatnya mengakhiri jabatan mahasiswa dan wellcome soon as a fresh graduate! Huahh, secepatnya..

Saturday, November 15, 2008

Traveling Oh.. Traveling: Part Two


Setelah ngobrol dikit soal airport di bagian sebelumnya, mungkin kali ini tentang traveling sebagai bagian dari seni.

Saya pernah melihat sebuah film true story berjudul “Into The Wild” yang diperankan oleh salah satu aktor favorit saya, Emile Hirsch. Semenjak ia memerankan sosok Alexander Supertramp, kelas aktingnya meningkat tajam. Kisahnya sendiri mengenai seorang mahasiswa yang menggapai tujuan hidupnya dengan menelusuri berbagai tempat sebagai backpacker. Unsur alam, kultur, romansa, survive, dan kesendirian menjadi tema sentral yang pasti dicintai oleh para petualang. Dari film ini, saya jadi mengartikan traveling yang sebenarnya adalah melakukan sebuah perjalanan untuk pencarian makna. Dan untuk itu, saya jadi merasa butuh jam terbang lebih banyak untuk mendapatkan pengalaman traveling yang sebenarnya.
Meski referensi traveling masih terhitung jari, saya pernah berkesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat yang memiliki makna tersendiri. Salah satu tempat yang memiliki ciri bermakna biasanya adalah tempat-tempat yang kadar eksotisnya luar biasa, namun banyak orang yang belum mengerti di mana letaknya. Pada awal-awal kuliah adalah masanya touring time karena jaman-jaman dahulu seringkali ke luar kota untuk menelusuri beberapa eksotika tersembunyi. Well, perjalanan pertama seingat saya adalah mengunjungi Gua Seplawan di daerah perbatasan Wates dan Purworejo. Seninya justru berada dalam perjalannya. Sewaktu itu touring menggunakan 3 motor dan beranggotakan 6 wisatawan. Hehehe.. Daerahnya cukup terpencil, sehingga jalannya masih tak beraspal dan Ninja Hattori banget! Alias mendaki gunung, lewati lembah. Pada satu titik, tanjakannya cukup tinggi, sehingga teman saya yang berbadan besar terpaksa harus turun karena motornya tidak bergerak-gerak setelah digas. Hehehe.. Kalo saya sih masih asik bertahan di atas jok, meskipun jalannya ala siput imut-imut. Kalo nyasar sih mungkin sudah makanan sehari-hari dan tentunya akan lebih terasa suasana travelingnya ketika telah sampai di tujuan. Nah, Gua Seplawan itu sebenarnya biasa-biasa aja. Namun, karena saya juga tidak terlalu mengerti dunia perguaan, jadi mungkin omongan saya salah. Di dalam gua, seperti gua-gua lainnya, terasa gelap, berstalaktit dan stalakmit, berair, dan licin. Ya iyalah, gua gitu loh! Tapi, gua yang satu ini airnya cukup dalam yaitu setumit, sehingga cukup basah jika nyebur. Nah, berhubung dari dulu insektaphobia, ketika ada laba-laba menyebrang air, seketika saya loncat-loncat dan berteriak di dalam gua dan menggaung. Hehehe... Setelah itu kami langsung mengurung niat buat masuk lebih dalam, karena mungkin akan ada tarantula, anaconda, ataupun buaya pemakan manusia.
Perjalanan lainnya adalah menuju Gunung Kidul. Ada apa di sana? Anda mungkin tahu film “Biola Tak Berdawai” yang dibintangi oleh Nicolas Saputra. Nah, ada scene pantai yang mengambil setting di salah satu kompleks pantai Gunung Kidul. Nama pantainya adalah Pantai Sundak. Saya heran kenapa menamainya dengan Sundak. Sundakelapa atau Sundakbolong? Ahh.. entahlah, tapi foto pantai ini di friendster saya sering disangka berada di Bali. Well, kalau yang ini sungguh eksotis, belum terlalu dipublikasikan, masih alami, pasir putih, dan belum ada listrik! Yap, itu sesuatu yang di luar dugaan sebelumnya. Perjalanan ke pantai tersebut memang dalam rangka menyelesaikan tugas shooting film pendek. Karena suasananya yang bikin betah, akhirnya semua crew baru menghidupkan kendaraan untuk pulang sekitar pukul 17.45 senja. Kita akhirnya sadar ternyata kanan-kiri hutan dan sama sekali tidak ada penerangan, hanya ada lampu sorot kendaraan. Hii.. spooky juga! Nah, ditambah lagi, saya dengan isengnya bermain kamera dan menangkap sebuah penampakan di sisi jalan. Sedikit tips: Daerah Gunung Kidul emang masih menyimpan mistis. So, kalo gak berani-berani amat, mending bawa aja paranormal untuk membantu kenyamanan traveling anda. Hehe..
Seni melakukan perjalanan juga bisa dilakukan di tempat-tempat eksotis ala urban, dimana anda dapat mencoba tempat-tempat hiburan baru secara premier sehingga anda menjadi sumber info bagi calon wisatawan yang lain. Salah satu traveling yang sebenarnya menggunakan sedikit adrenalin beberapa bulan lalu adalah mengunjungi Pandawa Water World. Kali ini road trip melintasi Klaten dengan membawa pasukan 2 mobil menuju Solo. Di perjalanan, pasti berasa kaya pernah liat nuansa sawah dan pepohonan seperti di filmnya Nicolas Saputra (again!), “3 Hari Untuk Selamanya”. Humm, benar-benar rindang dan damai. Well, Pandawa Water World sendiri terletak di Solo Baru, di tengah-tengah perumahan elit dan kurang lebih memakan waktu 2 jam dari Jogja. Gak nyangka, ternyata Solo lebih duluan punya Water Park dibanding Jogja. Dengan entry ticket yang relatif murah pada hari Senin, yaitu IDR 35.000 plus biaya loker IDR 5.000, anda sudah bebas masuk menikmati semua wahana (terkecuali bungee jumping, soalnya ada fee tersendiri!). Ketika memasuki pintu masuk, hal pertama yang terlihat adalah security check. Yap, gak boleh bawa minuman, makanan, ataupun gayung! (ya iyalah, emang mau mandi..). Tapi gak usah khawatir, di dalam udah tersedia puluhan foodcourt yang siap menyumbat rasa lapar ketika selesai berenang. Wahana-wahana yang sempet dicoba bener-bener seru. Mulai dari Kresna Wave Pool yang bikin kita goyang, Pool Slide yang bikin tenggorokan serak, atau juga Cave Corner yang enak buat tidur. Tapi, dari segala wahana yang sempat dicoba, yang menjadi primadona adalah Volcano Pool. Konsepnya tuh sama kaya jacuzzi. It’s soooooo relaxed away, anyone... Hehe.. Buat yang ke sana tapi gak niat renang juga disediakan fasilitas hot spot untuk browsing internet. Yang pasti suasana internetan bakal lebih eksotis karena ditunjang dengan pemandangan bikini-bikini ataupun speedo. ;)

Teori Teddiouzz Today
Traveling adalah bagian dari seni. Bagian dari memanjakan diri, menemukan sebuah inspirasi, dan sekaligus mampu menafsirkan apa yang terlihat dengan bijak. Perbedaan kultur ditangkap dengan pikiran terbuka. Hambatan dalam perjalanan disikapi dengan canda. Perbedaan rencana dengan apa yang terjadi akan membuahkan cerita yang tak terisolasi dari memori. Disanalah sebenarnya letak seni. Not such a tour package activities, but more to discover and explore something new..

Saturday, October 25, 2008

Inbox Awards 2008

Saatnya berpanas-panasan menunggu pengumuman pemenang di bawah matahari yang makin hari makin gak kenal kompromi... Huff, Jogja panas juga!! (keringat berjatuhan..)

Humm, saya sudah berada di Jogja saat ini dengan kondisi oleh-oleh yang udah ludes. Yup, setelah beberapa hari terakhir di Samarinda menjadi penutupan yang bisa dibilang sangat buruk. Hal itu dipicu oleh agen perjalanan yang tiba-tiba memundurkan satu hari jadwal keberangkatan menjadi tanggal 14 Oktober dengan alasan adanya kerusakan koneksi ticketing dengan pusat (padahal saya udah bayar nominal yang dijanjikan untuk tanggal 13!). Dengan sangat menyesal, akhirnya saya juga gagal pulang berbarengan dengan teman saya, Ququh. I said this once again, that travel agency really sucks!!! Kualitas pelayanan buruk serta merusak beberapa barang bagasi. Really Sucks!! Huaah, puas juga meluapkan ini semua. Mungkin kali ini saya maafkan, dan lain kali saya tidak akan menggunakan travel itu lagi.. Hehe..
Mendarat di Jogja, satu hal yang harus dikerjakan adalah: Berburu referensi di perpustakaan!! Ya, sepertinya mood sedang gila-gilanya untuk bergegas menyelesaikan skripsi yang sempat tertunda. Banyak yang telah mempersiapkan kebaya atau toga, banyak yang tersenyum lega telah berhasil melewati dosen-dosen penguji, serta banyak pula yang dengan bangga telah mendapat embel-embel “S” di belakang nama. Doakan semoga semuanya berjalan dengan semulus-mulusnya. Hehe..
Dan di posting kali ini juga, sudah saatnya memberi pengumuman siapa-siapa saja yang memiliki kemampuan terbaik merangkai kata dan olahraga jari dalam InBox Awards 2008. Cukup bingung juga memilah-milah di antara 70 SMS yang telah masuk, namun biar bagaimanapun selalu ada nama yang akan keluar. Mungkin kali ini dengan format yang sedikit berbeda dengan tahun lalu, tapi tentunya dengan SMS-SMS yang Ok punya. Berikut nama-nama tersebut! Checkidout.. ;P

SMS OF THE YEAR 2008

Goes to Papi Jkt
Selamat datang di penerbangan Romadhon AIR, dengan no. Penerbangan 1429 H, tujuan yang berjarak tempuh 30 hari. Para penumpang adalah orang yang memakai sabuk TAQWA & kini karena ridho Allah, kita telah tiba ke tujuan atau di Bandara Hati Idul Fitri dan jika selama perjalanan hidup tlah terdapat kesalahan, mohon maaf lahir dan bathin.

BERIKUT 10 SMS TERBAIK LAINNYA

Goes to Syifanimo
May the light of Eid shine bright in ur house, the strength of Imaan stay in ur heart & may Allah shower his blessing on u, Eid Mubarak!

Goes to Uwee
Ikan teri kesamber geledek, Idul Fitri is come back
Ikan hiu minum susu, yuhuu maafin akyuu ;)
“Met Hari Raya Idul Fitri 1429 H, Mohon Maaf Lahir Batin”

Goes to Kriting
Sejak kemarin aku cari kata-kata indah, tapi seperti tahun lalu, belum juga ketemu kalimat seindah ini: “Minal aidzin wal faidzin. Mohon maaf lahir dan batin”.

Goes to Rangga
Banyak momen bahagia, ceria.. Banyak pula khilaf, dusta & kata yang tak berkenan. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga bisa saling memaafkan kesalahan2 yang telah dilakukan..

Goes to Alin Rubach
Buka hati, dapet cinta..
Buka buku, dapet ilmu..
Buka SMS, dapet ucapan “Met idul fitri mohon maap lahir n batin yah”

Goes to Ianosaurus
Gefeliciteerd aan de dag van Idul Fitri 1429H. Wij verzoeken een innerlijke en uhtterlijke vergeving van uw. Yen mboten ngertos, liat kamus aja.

Goes to Benzo (mirip Afgan --> Kacamatanya! Haha..)
Raffi Ahmad, Baim Wong, VJ Ben, Pasha Ungu, dan saia Afgan. Kami segenap selebritis mengucapkan minal aidzin mohon maav lahir batin. Met Idul Fitri 1429 H. Maapin ya...

Goes to Riena
Hidup tuh cuma bentar..
Bentar happy, bentar sedih
Bentar marah, bentar ketawa
Bentar berantem, bentar ber2an..
Eh bentar lagi lebaran.. Maafin s’gala khilapan riena yach..

Goes to Febby
Anak kodok makan ketupat, makan ketupat sambil melompat
Berjabat tangan kaga sempat, SMSpun no what what
Minal aidin wal faizin. Mohon maaf lahir batin. Met Idul Fitri...

Goes to Dewi





Putih dan bersih, tanpa noda.. Kita kembali ke fitri..
Minal aidin wal faidzin . Mohon maaf lahir dan batin..

Selamat kepada jempol-jempol terbaik tahun ini. Sampai jumpa di InBox Awards berikutnya dan siapkan jempol terbaik anda.. ;)

Friday, October 03, 2008

Lebaran No Salesman

Teddiouzz mengucapkan,
“Selamat Merayakan Idul Fitri 1429 H! Minal Aidin Walfaidzin. Dimulai dari angka nol lagi ya?”. Hehe..

Lebaran tahun ini, mungkin saya lebih bersyukur karena dapat merayakannya di Samarinda. Bukan masalah saya lebaran dengan siapa, tapi lebaran di Mount Island pasti mau-harus-mau bakalan sungkem ala salesman. Yaitu door to door dan hand to hand (Hallah!). Meskipun saya juga banyak mendapat doa dari tetua, tapi tetap saja kegiatan tersebut saya nilai sedikit ribet. Hehe.. Di sini, ritual tersebut mengalami sedikit modifikasi (tapi lebih efisien!) sehingga perayaan lebaran lebih bisa dinikmati. Nah, berhubung masih dalam kawasan perusahaan, jadi acara halal bihalal diadain di sebuah ballroom. Semua warga perusahaan numplek jadi satu dah di sana. Mulai dari pimpinan, staff, anak-anak. Trus, semua orang mulai baris-berbaris ngantri salaman mirip nikahan. Simpel kan? Udah gitu, semua orang juga PASTI makan hidangan yang disajiin. Gak perlu ada alasan udah kenyang makan di rumah sapalah dan tentunya gak perlu jadi salesman lagi. Hehe..
Meski sedikit ngerasa kehilangan momen-momen piring kotor di rumah, tapi hal itu bisa sedikit ditolerir kok dengan menjadi spesies kanibal seketika sehingga bak cucian merasa berguna bagi dapur dan bangsa. Hehe.. Well, tapi ada benernya juga dengan semua mitos yang sering diucapkan orang-orang bahwa lebaran di rumah dengan masakan ala mama memang terasa lebih spesial. Gak perlu masakan Itali, Perancis, Jepang, atau ala bangsa Macedonia dengan seribu macam rempah-rempah, tapi cukup opor ayam, ketupat, dan sambal terasi tapi dengan sensasi yang tiada henti. Humm.. Ajiip!
Seperti tahun lalu, lebaran kali ini juga dibanjiri dengan SMS “minta maaf” bertubi-tubi. Mungkin karena niat banget (atau operator error! Hehe..), SMS yang sampai tidak hanya sekali, namun ada yang hingga tiga kali. Terima kasih atas partisipasinya tahun ini dalam mengikuti ajang Inbox Awards 2008 yang akan diumumkan pertengahan Oktober nanti. Tercatat 70 SMS telah masuk ke meja penjurian. Siapakah yang berhasil menyandang predikat SMS Of The Year? Harap bersabar hingga pengumuman nanti. Hehe..

Teori Teddiouzz Today
Seperti kata di salah satu iklan A Mild, maafin itu gampang, jadi gampang juga buat kesalahan. Well, bener juga disambungin ke logika. Tapi, kalo misal disuruh milih lebih gampang bikin salah atau gampang maafin? Ya, pastinya milih gampang maafin kan.. (Secara turunan malaikat. Haha!). Tapi, tentu saja maaf saya akan bersyarat. Syaratnya adalah: ketika yang salah telah menyadari apa kesalahannya dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Deal kan??! Hehe.. Kalo bisa juga sih, tambah traktir bakso semangkok deh.. ;P


Thursday, September 25, 2008

Enjoy the Hot Culture

(Lirik lagu Gigi yang baru) Panas.. Panas.. Ku kebingungan, Dingin.. Dingin.. Ku kebingungan, Panas dingin ku sakit demam.. Hehe..

Seperti yang telah dipertanyakan di posting yang lalu, kali ini saya akan mencoba mengungkap jawabannya. Apakah yang telah berubah di Samarinda? Satu hal berupa petunjuknya adalah fakta bahwa Samarinda telah membangun peradaban baru semacam kultur panas alias hot culture. Dimana-mana panas. Tidak hanya di jalan raya namun juga berbagai sentra perbelanjaan. Mengapa demikian? Mari kita jabarkan satu-persatu:
Samarinda, sebagai kota yang gak jauh banget sama garis katulistiwa, pastilah bercuaca panas. Berada di bawah sinar matahari dalam jangka panjang pasti serasa dipanggang. Huff.. sensasi panas yang satu ini membuat kepala geleng-geleng karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bumi memang semakin panas akibat efek global warming. Nah, cuaca panas satu ini membawa penduduk Samarinda memiliki pola pikir unik dalam hal transportasi. Faktanya, mayoritas orang lebih baik memiliki mobil dibandingkan memiliki rumah mewah. Jadi, jangan heran ketika anda memasuki sebuah kompleks perumahan sangat sederhana sekali, anda akan menemukan OPEL Blazer ataupun sekedar Honda Jazz. Hehe..
Hal seperti ini sebenarnya menambah daftar panjang kebenaran tentang kultur panas itu sendiri dimana volume kendaraan bermotor meningkat, asap dimana-mana, sehingga jalanan lebarpun mudah macet hitungan kilometer. Huff, siapa sih yang punya ide mindahin Jakarta ke sini? Hehe.. Uhm, bahkan yang menaiki kendaraan roda dua dengan pedenya mengibarkan payung di tengah jalan (Whoa!!) karena panas terlampau merajalela. Nah, menurut beberapa penelitian, konon sebuah negara atau kota dengan cuaca panas akan meningkatkan emosi masyarakatnya pula. Sebagai bukti, mungkin anda pernah lihat iklan Pertamina di televisi? Yup, anda pasti sangat senang mengisi bensin di SPBU berlabel “PASTI PAS” dimana petugasnya ramah dan memperlihatkan angka 0 ketika memulai pengisian. Well, anda tidak akan menemukannya di sini! Bukan karena di sini gak ada SPBUnya, tapi memang kultur panas membuat pelayanan di kota ini terbilang buruk. Bahkan salah satu petugasnya seneng-seneng main ponsel di area pengisian, padahal tanda ponsel coret terpampang besar tepat di sebelahnya. Ironis bukan?
Kondisi pelayanan seperti itu juga dengan gampang ditemukan di area perbelanjaan. Bukan pasar, bukan toko grosiran, tapi di sebuah Levi’s store! Anda tidak akan mendapat sambutan apa-apa ketika masuk, bahkan anda serasa tidak mengetahui dimana petugasnya di tengah crowded yang ada. Maklum, Levi’s store di salah satu mall ini laris-manis padahal dengan harga yang lebih mahal sekitar 25% dari harga Jogja! Gak heran juga sih, mengingat pendapatan kota Samarinda saja miliaran. Anything can buy deh! Hehe.. Sayangnya, bagi saya, kota ini tetap saja masih belum lengkap. Nyari majalah DAMAN? a+? M2? Huaaaah.. Nyampe kiamat juga kayanya gak bakal dapet! Pengen Activia? Setelah beberapa hari menyisir dari supermarket satu ke yang lain, baru deh nemu! Begitu susahnya.. Untungnya saja, setelah berkeliling-keliling, saya melihat dua calon mall baru yang masih dalam proses pembangunan. Diantaranya, Samarinda Global City dan Plaza Mulia. Nah, rencananya bakalan ada Carrefour dan Starbucks di pusat kota dan Waterboom di pinggir sungai! (Whatt?!). Senang juga sih ngelihat Samarinda semakin berkembang dan memiliki spot-spot hiburan baru, tapi jika harus memangkas kawasan hijau? Yah, dengan bangga harus diakui pula bahwa kultur panas akan tetap eksis di tengah masyarakatnya.

Teori Teddiouzz Today
Kultur panas sendiri juga merambat pada segi individu yang panas. Jika anda menilai kesempurnaan fisik seseorang dilihat jenis warna kulit yang putih-sedikit/banyak-kuning, maka tidak ada salahnya jika anda berkunjung ke Samarinda. Ras Melayu, Dayak dan China terasimilasi menjadi sedemikian rupa sehingga bagi anda yang suka dengan orientalitas pastinya dengan gampang menemukan jodoh anda! (Promo apaan niih?!). Tapi karena kultur panas itu sendiri, jangan heran juga jika menemukan yang belang... Haha..

Wednesday, September 10, 2008

Berputar di Balikpapan


Berputar-putar sekitar kota Balikpapan, berasa wisata hati dari balik jendela taksi..

Hari ini memasuki hari puasa yang kesembilan dan saya juga telah dihampiri taksi tepat pukul 9 juga di depan kost untuk memulai perjalanan menuju Samarinda. Well, yup! this trip goin to be wellcome back to da hometown. Umm, Samarinda.. Apakah yang telah berubah di sana? Nah, sebelum ke bandara, pagi itu bela-belain deh mampir J.Co alhasil bujukan si Eva. Untungnya udah buka dan say hello to Oreology. Hehe.. Penerbangan kali ini didampingi oleh seorang wanita berwajah Putri Titian, tapi berbadan lumba-lumba.. Yup, kali ini Alin menjadi soulmate hingga nanti hinggap di Bandara Sepinggan. Takut juga sih ngelewatin trip bareng si Alin soalnya dia tuh gampang banget mual-muntah gak jelas. Yah, untungnya dia wanita yang penuh inisiatif dengan membawa bekal berupa plastic bag banyak!! Haha...
Sekilas di Bandara Adi Sutjipto yang telah direnovasi menjadi bertuliskan “Bandara Internasional” itu, saya ngamatin bookstore Periplus yang makin komplit aja. Salut dah! Harganya juga masih harga normal, bukan harga kejutan bandara. Tapi, masa kalo mau beli majalah impor harus ke bandara dulu.. Huaaah! “Penumpang pesawat Mandala RI348 tujuan Jogja – Balikpapan dipersilahkan untuk naik ke atas pesawat”. Waduuh, masak naik ke atas pesawat, udah beli tiket gini kan harusnya dapet seat di dalam pesawat. Hehe.. Di dalam pesawat jenis Airbus 319 yang sepertinya masih terlihat baru itu, saya jadi teringat tentang maskapai Emirat Airlines yang bangga mengumumkan penerbangan suksesnya dengan jumlah penumpang hampir 500 orang rute Dubai – Amerika menggunakan pesawat jenis Airbus 380. Humm, nih pesawat Airbus juga nih.. Kayanya bakalan sama comfort. Setelah beberapa lama lepas landas, anggapan itu musnah. Si Alin mendadak bisik-bisik, “Ted.. takuuut!”. Huahaha.. Sama! Well, entah kenapa dengan pesawat ini.. Tapi, terdengar bunyi seperti mesin macet atau juga getaran-gataran yang tidak wajar. Tapi, ya sudahlah.. kita coba ngelupain bayang-bayang tragedi 11 september di Amerika ataupun kecelakaan pesawat di bulan September lainnya.. Zzz.. Akhirnya kita sepakat memejamkan mata dengan menyatukan dua kepala. Ugh, so sweet ngeliat lumba-lumba bisa akrab ama manusia... Hehe..
Akhirnya, tibalah kita di bandara Sepinggan, Balikpapan. Dengan perbedaan waktu 1 jam dari Jogja, maka dengan ikhlas juga saya menambahkan waktu puasa. Hehe... Kali ini ternyata kita mutusin buat bareng lagi. Naik taksi bareng, tapi ntar si Alin turun nyampe rumah sepupunya di seputaran Balikpapan. Well, taksi airport di sini sekarang servisnya aneh banget. Ga niat gitu. Pertama, pas pesen taksi, petugasnya asik banget nelpon haha-hihi. Udah pesen, eh ada mas-mas yang bilang, “ Ke Samarinda mas?”, tapi mukanya muka malak. Padahal dia yang koordinir sopir-sopir. Hehe.. Eh, begitu dia bilang ke sopir-sopir, malah mereka pada lempar-lemparan. Huaaah.. Sempet nungguin sambil ngeliat adegan lempar-melempar itu sih, tapi sabar... (ato lebih tepatnya laper-gak ada tenaga buat ngomel. Haha). Satu hal yang pasti begitu keluar dari bandara, Balikpapan panassssssssh oii...
Alin ternyata gak ngerti alamat pasti sepupunya. What??!! Padahal dia udah pernah ke sana. Well, satu lagi manusia yang memiliki keterbatasan menghapal peta. Hehe.. Setelah si sopir yang mungkin rada kesel beberapa kali puter ulang taksi, akhirnya nemu juga rumah sepupu si Alin yang terletak di perbukitan (dan setelah rumah itu adalah jalan buntu!). Whoa.. Setelah say gudbye sama si lumba-lumba, giliran saya yang masih harus menempuh perjalanan sekitar kurang lebih 2 jam menuju Samarinda. Berita buruknya, jalanan metropolitan yang biasanya digunakan lagi rusak berat dan kalo lewat sana juga pasti macet. So, si sopir taksi tadi mengatakan akan menempuh jalur alternatif. Haa? Alternatif apaan niih? Jangan-jangan mau diculik.. Huakaka.. Tapi, pikiran itu mustahal bin mustahil karena ternyata kita melewati jalanan pantiran alias pantai pinggiran yang bener-benar kawasan hijau.. Humm, benar-benar banyak kelapa dan juga banyak pabrik!! Omong-omong soal pabrik, jadi inget kontes L-Men of the Year kemarin. Pantas saja Balikpapan dinilai juri sebagai salah satu kota yang memiliki kontestan terbaik dari segi kualitas badan ataupun otak, lah kotanya buruh.. Hehe.. Berhubung banyak pabrik, ternyata mobil-mobil di jalanan lebih banyak didominasi dengan kategori pick up atau mobil angkut. Mulai dari Ford, Range Roover, atau sampai Mitsubishi yang langsingpun juga ada. Bahkan, patroli polisi juga pake mobil jenis ini!! Hehe... Berasa seperti di daerah pedesaan Amrik.
Taksi terus berlari, bangunan pabrik terus berlalu, namun si sopir juga gak pake bicara. Lagi puasa mungkin jadi ngomongnya juga ikutan puasa?? Ato mungkin habis diputusin?? Well, setidaknya itu kesimpulan yang diambil gara-gara tape taksi didendangkan oleh lagu-lagu sendu ala ST12 dan sebangsanya.. Huaah, rasanya nyesel juga nih gak punya MP3 buat nyumbat telinga. Tapi, biar bagaimanapun selayaknya pelajaran PPKn dulu, kita harus hormatin kesedihan si sopir itu. Hehe.. Nah, lama-lama nih jalanan berubah jadi rimbun banget dan sempit, paling cuma ada satu dua rumah di kanan-kiri. Jadi lebih parno sambil ngebayangin perampokan di tengah-tengah utan. Tapi saya akhirnya lebih tenang karena menemukan sebuah spot rawa yang camera-catching dengan jembatannya. Sore hari dengan hamparan ilalang dan bukit yang indah beserta mini-danaunya asik banget buat maenan air. Hehe.. Tapi, mikir dua kali juga sih. Berhubung ini daerah terlantar, mungkin bakal ada ular air ataupun buaya lepas. Satu hal yang mengejutkan lagi, ada bengkel motor Honda di tengah utan gini.. Hahaha!
Setelah tertidur sebentar dan seketika terbangun, jendela taksi juga disuguhi dengan pemandangan tragis kecelakaan satu bis dengan satu motor. Humm, jadi lebih bersyukur kalo sampai detik ini, badan masih bisa sehat wal afiat dan tentunya bibir masih bisa tersenyum. Karena dari kejadian itu, pasti akan ada air mata-air mata yang terjatuhkan dan jiwa-jiwa yang tak siap ditinggalkan.

NB: Maaf tidak mengambil gambar satupun, karena memang kamera sedang dalam proses perbaikan! Hehe...

Monday, August 18, 2008

Bedu in Beskap!


Budaya Jawa adalah sebuah gambaran budaya dengan tingkat matematis yang sangat rumit. Pernahkah anda menghitung berapa kali anda akan bersalaman di pernikahan ala Jawa?

Saya dikejutkan dengan adanya berita undangan dari seorang sepupu saya di awal akhir Juli bahwa ia akan segera melangsungkan pernikahan tepat pada tanggal libur kemerdekaan. Well, sebuah momen kebahagiaan plus akibat nasionalisme yang terlalu tinggi bukan? Hehe.. Selain itu, mungkin juga lebih memudahkan untuk mengingat tanggal anniversary-nya nanti. Saya terkejut bukan karena tanggal yang dipilih adalah 17 Agustus, tapi sepupu saya itu berumur sama dengan saya! Telah lulus menjadi sarjana teknik UGM, predikat cumlaude, dan memiliki prospek karir yang cerah. Lantas kenapa harus cepat-cepat menikah? Selidik demi selidik, ternyata ia harus melanjutkan studi di Belanda bulan September nanti. Pfiiuh.. Rajin banget!
Maka, tanggal itu telah resmi menjadi sebuah saksi pernikahan sepupu saya sekaligus lahirnya cucu presiden SBY. Humm, really great day! Bagaimana dengan saya? Saya belum mendapat gelar sarjana, masih belom dapet jodoh, eeh... udah main ditagih saja sama beberapa famili, “Kapan nyusul?”. Bulan Mei. Meibe bareng Mei Chan, meibi meihek-meihek. Hehe.. Meskipun resepsi dilaksanakan hari ini, tanggal 18 Agustus, tapi nih badan dari kemarin sudah kemana-mana. Mulai dari jadi fotografer dadakan (Kali ini pakai DSLR Nikon milik Adit, sepupu dari Palembang!), atau jadi pager bagus dan siap untuk berani mengambil tantangan mengenakan beskap! Kenapa saya mengatakan tantangan? Karena selalu ada saat pertama and it’s too ‘whaattt’ for me. Hehe.. Perlengkapan beskap ternyata meliputi kain batik, rompi putih, jas luar yang berpayet, stagen untuk perut, dilapisi lagi dengan kain yang lebih tebal, lalu semacam tali hias pada pinggang. Setelah itu ada blangkon, selop, dan tentu saja keris! Perasaan pertama yang dirasakan, keren juga nih pake ginian. Lalu, lama-lama perut anda semakin terasa sesak, langkah anda semakin sempit untuk melompat, lalu punggung anda juga tak bisa leluasa bersandar! (Ada keris gitu!). Belum lagi jika anda berhadapan dengan tugasnya untuk bersalaman dengan segala jenis tamu. Saya sih biasa tersenyum, mempersilahkan masuk sewaktu bekerja di warnet, tapi dengan basekap, anda akan lebih merasakan sensasi pegal-pegal dengan nikmat.
Saya jadi tertawa kembali melihat busana basekap yang rapi tapi dengan perilaku saya yang sedemikian rupa. Parahnya, hal itu terekam video ketika saya mencoba menari mengikuti musik keroncong dengan bodohnya menggunakan basekap tanpa sadar! Ouuch! Dan saya berhasil mendapatkan anugerah ‘Mirip Artis’ lagi dari beberapa famili. Setelah Dude Herlino, Ruben Onsu, kali ini mirip Bedu! Sial.. Well, sukses selalu for Vita and Iqbal. Semoga pernikahan kalian membentuk makna.

Teori Teddiouzz Today
Menikah muda. Apakah usia muda memiliki kesiapan yang rentan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan? Saya anggap hal itu bukan menjadi kendala apabila memang keduanya telah memiliki suatu komitmen yang memang dapat dipertahankan. Namun, ketika saya melihat pada beberapa pasangan, komitmen itu selalu diawali dengan kuat, namun pada perjalanannya tidak diimbangi dengan tingkat keterbukaan atau bisa juga dikatakan kurangnya efektifitas komunikasi. Adanya penolakan beberapa sikap kecil dapat menjadi sebuah cap negatif besar. Hal ini yang nantinya menjadi ujian sesungguhnya tentang seberapa besar anda sanggup menerima pasangan anda dengan segala kekurangannya, kelemahannya, ketidaksanggupannya, ketidakmengertiannya, kebodohannya. Hal inilah yang sebenarnya dikatakan cinta.

Sunday, August 10, 2008

Traveling Oh.. Traveling : Part One


Membaca buku Naked Traveling (Trinity), seakan melihat abstraksi surga di tengah keadaan dompet yang pas-pasan.

Mungkin agak aneh juga, kenapa saya baru melihat buku ini di barisan rak toko buku. Padahal ini sudah cetakan yang kelima!! Kemana aja saya?? Well, bukan salah saya juga kalo ternyata tidak diletakkan di tempat yang strategis untuk dilirik. Humm, tapi meskipun begitu, kisah di dalam buku ini sangat mengesankan dan dapat menginspirasi (Yah, meski saya dapat halaman yang kebolak-balik. Hiks!). Bukan sekedar inspirasi jalan-jalan, nikmatin landmark plus objek wisata, hotel to hotel, atau mungkin ngerasain pengalaman baru saja. Tapi, terkadang inspirasi ini datang dari segi kultur. Bagaimana kita dapat tertawa keras ataupun ditertawakan oleh kultur itu sendiri. Kultur juga bukan melulu bicara tentang masyarakat, tapi mungkin juga dari segi modernitas dan intelijensitas. Door flush sensor ala Jerman atau sebuah potret bandara Samarinda akan membawa anda melihat sisi lain dari perjalanan traveling. Huahaha..
Bicara tentang traveling, rasanya pengen juga sedikit menceritakan apa yang telah saya jelajahi. Meskipun belum hinggap di Andorra, Cyprus, Maldives, Carribean hingga Palau, namun kalo ditilik dari kacamata Trinity, sepertinya saya dan dia memiliki sebuah ketertarikan yang sama soal orientasi destinasi. Hehe.. Pertama, saya suka dengan laut (Meskipun ironisnya gak bisa renang!) dan satu lagi, saya suka dengan daerah-daerah yang belum pernah terjamah oleh kebanyakan wisatawan (Meski rada parno juga kalo misal ketemu dengan kanibal!). But, those islands are cool.. Huff, kapankah saya menyusul? Well, daripada masuk ke dunia khayalnya si Ruben, langsung cerita aja lah!
Perjalanan traveling saya memang sudah jauh-jauh hari dilatih dari Samarinda menuju Magelang saat saya masih dalam kandungan. Biasa, setiap lebaran atau liburan, seringkali berujung untuk menjenguk nenek. Sebenarnya destinasinya tidak sesimpel itu. Biasanya dari rumah tuh naik travel selama 2 jam menuju airport Sepinggan di Balikpapan, mengudara selama 2 jam bersama pramugari dan pilot -terkadang transit di airport Juanda Surabaya- menuju airport Adi Sutjipto di Yogyakarta -sesekali juga pernah mendarat di bandara Adi Sumarmo Solo kalo gak dapet tiket- dan melanjutkan perjalanan selama 1 jam naik taksi ke Magelang. Total waktu 5 jam belum ditambah perpanjangan waktu check in, boarding pass, delayed, ngambil bagasi, ataupun ngantri taksi. Menyenangkan juga, namun dari ukuran usia saya dulu, perjalanan seperti itu lumayan panjang dan berakhir pada sesi tidur pulas. Dari jamannya Garuda Indonesia masih pake hiburan headphone plus tv mini, Sempati Air yang dulu main course-nya bisa diitung gak pelit seperti kebanyakan maskapai sekarang, tisu Merpati yang harumnya nyengat banget, hingga pada akhirnya mendapat kesempatan langka naik Bouraq untuk bisa merasakan gempa di atas awan. Yap, bukan lagunya Katon Bagaskara yang negeri di atas awan!
Yap, gempa ini mungkin sensasinya tidak seheboh gempa yang di Jogja dulu. Tapi, tetap saja gempa di atas awan menawarkan sesuatu yang beda. Jadi, diawali dengan awan mendung yang mencekam.. (Hallah!), dan tiba-tiba ada geluduk kecil serta disambung dengan goncangan-goncangan yang lumayan keras seperti pesawat yang tekanan udaranya hampir ilang. Jadi, bahasa ilmiahnya: pesawatnya naik-turun gak stabil dan disertai dengan ekspresi-ekspresi serba panik. Waktu itu, saya hanya duduk diam dan mungkin telah berpikir sedikit aneh karena mengira sensasi seperti itu seperti petualangan di tv-tv. Pramugaripun juga sudah ada di ujung koridor untuk menenangkan dan memberi tahu agar terus menggunakan sabuk pengaman serta informasi tentang masker oksigen apabila keluar dari atap kabin. Humm, untungnya (atau sayangnya?) tidak berlangsung lama dan tidak lantas aerophobia setelahnya. Tiba-tiba cuaca kembali cerah dan penerbangan selamat hingga tujuan.
Bicara airport memang tidak lepas dengan sindrom delayed. Paling bete nih, soalnya penerbangan sekarang sudah mulai membudayakan delayed. Lebih sering sih terjadi sewaktu naik Mandala. Delayednya gak jelas sampai jam berapa. Jadwal tiket jam 1, diumumkan diundur jam 2, eh tiba-tiba didelayed lagi hingga jam 3! Untungnya maskapai Mandala memiliki penumpang dengan tingkat kesabaran tinggi seperti saya. Huehe.. Dahulu usia SMP di bandara Juanda Surabaya, bukan delayed lagi judulnya, tapi cancel. Nah, cancel satu ini bukan perihal cuaca ataupun kerusakan mesin, tapi gara-gara kesalahan administrasi. Jadi, ceritanya kapasitas penumpang pada hari tersebut berjumlah 2 kali lipat di database dari yang seharusnya sehingga menyebabkan setengah penumpangnya diterbangkan esok pagi menggunakan pesawat pertama. Huff! Dan untungnya keluarga saya disingkirkan dari daftar hari itu. Mengapa? Karena setelah kejadian itu, pihak maskapai memberikan paket hotel berbintang di dekat bandara untuk menginap! Huehehe..

(Sorry, but must to be continue next time...)

Monday, July 28, 2008

Can Smile Without You

Balik untuk bercinta lagi; bercerita lebih.

Tidak begitu mengerti juga apa yang sebenarnya ingin diulas ataupun dibahas. Tidak banyak pengalaman, tidak banyak hal yang benar-benar bisa membahagiakan. Hanya mengurus lembar-lembaran data skripsi, sesekali cafe to cafe, dan yang pasti lagi hobi berfacebook-ria. Tapi dengan segelintir kegiatan itu, untungnya saya masih bisa tersenyum lebar. Bukankah senyum itu memperlambat penuaan dini di raut wajah? Hehehe...

Oh, ya.. Tiba-tiba saya teringat ketika berada di sebuah rumah makan prasmanan Flamboyan beberapa hari yang lalu. Di sana sedang ada sebuah promo kartu prabayar Axis dan tiba-tiba di sela garpu ingin beradu dengan sendok, seorang SPG datang menghampiri serta mulai untuk menjajakan paket-paket perdana yang hanya seharga Rp 6000. Buseeet, jaman dahulu pertama kali punya handphone, kartu prabayar bisa saja harganya mencapai 100 kali lipat dari sekarang. Humm, mungkin saja nanti beberapa tahun mendatang harga kartu perdana malahan gratis, tinggal pinter-pinter pilih tarif.
OK, Tapi bukan itu inti dari ingatan saya. SPG itu tiba-tiba mengerutkan dahi seperti ingin memutar-balik otaknya dan dengan nada sedikit ragu ia mulai berkata: “Eh, kamu bukannya anak BOSA ya?”. Bukannya saya kuper, tapi memang mendengar kata BOSSA membuat pikiran ini menuju pada deskripsi yang banyak. “BOSA itu apa?”, ucapan itu terlontar dengan cepat ke arah teman saya yang juga sibuk melahap makanan. Oh, itu.. SMA BOPKRI SATU. “Oh, maaf... Bukan!” dan saya hanya bisa tersenyum. Senyum itu pula yang mungkin membuat energi kebahagiaan itu datang tanpa disengaja.
Entah wajah saya dahulu diproduksi massal atau memang SPG tersebut memakai kontak lens jenis rabun siang, tapi saya juga tidak marah untuk dianggap masih seperti murid SMA. Bukannya ingin menggambarkan childish, tapi bagaimana sebuah efek senyuman (sebenarnya) mampu membantu wajah kita tidak berkerut karena rajin dilatih untuk ‘berolahraga’. Bahkan disarankan: Ketika membenci orang sekalipun, tersenyumlah. Karena lebih baik untuk tersenyum sesekali dan menjauhinya dibanding anda menghabiskan energi untuk memaki-maki. Well, selamat tersenyum untuk diri sendiri sebagai pembuka untuk senyum selanjutnya....

Thursday, April 24, 2008

Semester Skripsi


HUAAAAAH! Semester 8, dunia....

Entah mengapa orang-orang mulai membicarakan skripsi sebagai tema sentral ketika diri ini menyempatkan diri berkunjung ke kampus. Padahal, ngampus juga bukan buat konsultasi, tapi lebih pengen nyari sinyal wifi. Hehehe.. Sedikit review, semester tujuh kemarin merupakan penutupan yang bagus karena bisa menghadirkan indeks prestasi paling sempurna. Alhamdulillah, semuanya bisa dapet A. Terima kasih pada dosen-dosen yang telah rela terkena efek bahaya berdekatan dengan saya. Hahaha. Dengan kata lain, saat ini saya sudah resmi berhenti kuliah. (Loh?) Maksudnya, udah gak jaman lagi tuh masuk ruang kelas, duduk, dengerin dosen ceramah. Sekarang jamannya masuk ruang dosen, trus curi-curi pandang, rayu-rayu dikit, trus nge-date dah di kantin! Gak lah, trus bahasin skripsi dari kata per kata. Dari titik nyampe kutipan. Dari teori ini nyampe kaitannya sama masalah. Huuuh! Desperate niih ngadepin situasi kaya gini. Mungkin karena mood lagi segede biji nasi ajah yahh jadi kurang semangat...
“Udah bab berapa? Bab 2 yahh?”. Bodo! Gila yah, orang-orang ngirain udah nyampe bab 2! Salah besar! Seenggaknya begitulah prediksi dukun-dukun dadakan setiap kali nih muka ngorbit ke seputaran ruang dosen. Salah saya juga sih kalo misalnya nih imej dari dulu juga udah direkonstruksi sebagai manusia berotak monyet. (Loh?) Konon, katanya otak monyet memiliki manfaat untuk meningkatkan intelijensitas di ranjang. Nah lo, makin gak nyambung kan? Intinya gini nihh: Sekarang tuh udah jarang manusia yang berkeprimanusiaan, adanya rata-rata berkepribinatangan. Hukum ala tarzanlah berlaku. Bunuh-bunuhan, tindas-tindasan, maen demo anarkislah. Jadi, hipotesis sementara niih.. Otak monyet tuh lebih berkualitas dibanding otak manusia. Bukti laen, tingkat kematian monyet akibat pembunuhan sadis masih lebih rendah dibandingkan kematian manusia. See??
Humm, balik lagi ke skripsi! Berita buruk yang ditimbulkan akibat pemerintah mengeluarkan pernyataan tentang pemblokiran situs esek-esek semenjak bulan April ternyata berdampak pula pada kelanjutan skripsi saya. Dengan membawa tema Psikologi Komunikasi dan dengan judul lengkap “Pengaruh Cybersex Content pada Media Internet terhadap Tingkat Agresifitas Mahasiswa dalam Hubungan Pacaran”, ternyata malah membawa petaka ketika ingin mencari data-data. Hiiks! Pengen nyari definisi awal lewat salah satu search engine, eeh.. malah ada tulisannya: “waaah.. error”. Wadooh, terpaksalah skripsi dengan tema itu saya buang jauh-jauh dari impian. Humm, berminat memberi saran untuk judul berikutnya??
Sabar adalah kunci yang paling mendasar serta tak masuk akal. Mengapa sabar?? Sabar untuk apa? Untuk jadi mahasiswa sepanjang masa?? Haaaah! Akankah ada hati yang rela berbagi untuk jadi inspirasi saat ini?? Mungkin seisi galaksi juga sibuk untuk menyebarkan pengumuman besar-besar: “NEED CARENESS NOW, NOT TOMMOROW!”

Teori Teddiouzz Today
Ada sebuah pertanyaan pendek namun akan sulit untuk dijawab. Saya bertanya pada seorang sahabat: “Seberapa besar kamu butuh saya untuk ada dalam hidupmu?”. Ia lama berpikir. Berpikir. Berpikir. Saya menanti cukup lama hingga berpikiran buruk untuk menyimpulkan secara singkat bahwa memang saya tidak berarti, hingga ia enggan menjawab. Lantas perlahan ia menjawab, “Sebesar bulan dan matahari”. Saya bingung. Ada perbedaan signifikan atas diameter matahari dan bulan. Lalu saya bertanya, “Mengapa?”. Karena bulan dan matahari adalah satelit. Dua-duanya berputar menyinari kegelapan, baik siang ataupun malam. Humm, semoga saja muka saya tidak lantas sekeriput bulan dan mulut saya tidak sepanas matahari.

Wednesday, February 20, 2008

Two Be With You


Bon Anniversaire… Untuk blog ini yang udah berusia 2 taon!

2 taon, blogger mania… Saya juga heran bisa bertahan sampai sekarang!!! Napsu untuk terus menulis padahal udah sangat berkurang. Kejadian-kejadian tolol bin mustahil semakin nihil seperti yang terjadi di postingan awal. Jadi bingung juga kalo posting mesti nulis apa. (Tapi kalo nih blog berenti, kalian pada kecewa kan?? Hehe...) Well, kali ini bakalan ngomongin keputusan besar yang telah saya buat. I’m quit from my job! Yeah, saya berhasil ngebebasin diri dari rutinitas yang selama setaon lebih ini udah dijalani. Pergi dari ilalang sebenarnya juga keputusan yang sulit. Perlu solat tahajud, istiharoh, nyampe ribuan kali ngitung kancing buat mastiin. Hehe..Setidaknya keputusan itu akhirnya jadi bulat! Alasannya, mungkin karena ini sudah seharusnya. Jenuh mungkin gak, concern buat kampus, gak juga. Jadi, keputusan ini mungkin ada coz banyak hal yang berat atau seakan-akan menjadi beban. Huff, sesuatu yang berarti terkadang tidak hanya puas ketika kita mendapatkannya, tapi juga ketika kita bisa rela untuk melepasnya. Mungkin itu satu hal yang bisa menguatkan keputusan ini. Bye ilalang.. Absolutely, will miss u!
Wisata sinema bisa dibilang jadi kegiatan favorit akhir-akhir ini! Hobi deh nyatronin 21 buat rebutan tiket plus ngemutin popcorn. WeLL, waktu itu mau nonton Radit dan Jani, tapi malah salah jam! XL, eeh,, full banget abisnya baru premiere... Yasudahlah, bersama Rangga, Nindy, dan juga Adit yang jadi partner posting kali ini, akhirnya kita terpaksa banget menonton sebuah film yang judulnya rada katro semacam Hantu Jembatan Ancol. Hahaha... Tadinya sih ogah-ogahan banget, abisnya film setan tuh ceritanya pasti gak jelas juntrungnya. Tapi yasudahlah, demi sebuah kebersamaan. Haallah! Ceritanya di awal-awal sih romantis, tiba-tiba jadi thriller pembunuhan, trus mayat dibuang, setannya deh jadi gentayangan. Selesai! Gak terasa di dalem bioskop puas banget ketawa-tawa (looh?) padahal di kursi sebelah nyampe-nyampe bawa jaket buat nutupin mata. Yah, abisnya setiap setannya muncul bukannya nyeremin, tapi malah bikin ilfil, seperti waktu hantu jembatan ancol ngesot (sejak kapan coba??) atau waktu ada Kiki Fatmala bilang, ”Kok takut? Saya kan Kiki Fatmala. Kaki saya masih nyentuh tanah kan? Saya lagi syuting nih. Crew saya pada belom dateng!’. Sumpah! Dialog bodoh sepanjang masa!!! Saking puas banget ngehina sambil perut terkocok-kocok ketawa, tiba-tiba, uppps... Pengen pup!! Selesai nonton, buruan deh pake langkah sejuta buat nyampe parkiran! Yup, parkiran... Males banget ngabisin waktu di toilet mall!! Better at home! Begitu nyampe parkiran, mulut ini nganga lebar. Waaaa!! Antriannya panjaaang banget buat keluar! Huff, bodo!! Ngantri udah kaya bebek asap, abisnya knalpot udah dimana-mana.
Sukses ngantri, ternyata belom cukup juga cobaan yang ada. Dari basement ke gerbang keluar, ternyata udah banyak motor di kanan-kiri jejeran, plus mobil yang ngesot-ngesot pengen keluar. Ada apa gerangan?? Huaaah.. Ternyata ujan!!! Huff, nasib sial kali ini datang gak liat keadaan. Akhirnya latah menepi juga dah.. Pending sejenak 15 menitan. Awalnya sih tahan, pi lama-lama nih perut gak bisa ngelawan. Eh, baru tau kalo si Nindy bawa mantel tuh. Kebetulan dua stelan. Sebenernya juga paling anti nih kalo udah ujan pake mantel, mending milih berujan badai menerjang derai titik-titik air yang tak henti-hentinya jatoh dari langit. Hallah..
Malam itu, dengan aksesoris mantel bagian atas, nekat ngacir juga menuju kostan tercinta. Nyampe baru berapa detik, langsung hinggep di toilet atas. Ahh, leganya... Pikir-punya-pikir, nih sial mungkin gara-gara ngehina tuh setan kali yahh... Huff!! Gak lagi deh nonton horror... ;p

Teori Teddiouzz Today
Ketika perubahan hidup semakin matang, mengapa hal-hal bodoh semakin jarang dilakukan? Atau lebih tepatnya jarang terlakukan? Adakah dari diri kita yang telah bertransformasi secara tak sadar? Mungkin saja. Lalu, akankah kita merindukan masa-masa lalu yang telah berlalu? Yang memiliki banyak kekurangan namun membahagiakan? Bukan berarti juga saat ini lebih buruk daripada dahulu, hanya saja tampak seperti seperangkat barang antik yang dihadapkan dengan modernitas. Ada sebuah kenangan yang terus membekas dan selalu ada rasa untuk ingin pergi ke sana. Kepada sebuah waktu dimana barang antik itu masih baru.

Sunday, February 03, 2008

TOP 10 Indonesian Movies 2007

Dunia perfilman Indonesia taon 2007 direpresentasikan dengan masih perlunya koreksi di mana-mana.

Bukan permasalahan kualitas akting saja, tapi kalo bisa dibilang yah.. produser buat film karena ada modal doang!! OK, buat film itu gak gampang. Modal ada yang milyaran, trus belom koordinasi bareng birokrasi yang kebanyakan bertele-tele. Ditambah lagi masalah dengan dunia sensor yang membatasi gerak-gerik artistik. Semuanya pasti membutuhkan kerja keras untuk menghasilkan sebuah film. Tapi, entah mengapa dunia film Indonesia mayoritas bertahan pada suatu titik dimana kepentingan komersialitas masih menjadi dominasi semata. Film-film yang beredar di bioskop taon lalu ditonton karena pihak rumah produksi menonjolkan apa yang disebut efek promosi, BUKAN kualitas cerita atau pesan apa yang ingin diangkat. Untuk itu, beberapa film yang dipilih taon 2007 ini agak-agak susah juga jika dibilang udah bagus. Beberapa kekurangan masih tampak, namun tidak ada kata terlambat untuk perbaikan di taon ini. Actually, I love Indonesian movies, and that’s why I’d love to critics.. Hehehe..
Ada peran-peran menantang yang mendapat pujian. Nicholas Saputra bersama Adinia Wirasti kalo dipikir-pikir sangat mengesankan, meskipun adegan unrated-nya dicekal di dalam negeri. Hiks! Atau peran seksi Luna Maya dan Fachri Albar yang mengincar penari striptease sebagai pengalaman. Bahkan ada peran superior Dedi Mizwar di Nagabonar Jadi 2 atau Tora Sudiro dalam Quickie Express. Semuanya bisa dirangkum manis kalo seorang produser mampu ngelirik sebuah film lewat apa yang disebut apresiasi.

And there we go...
Klik! THE PHOTOGRAPH mampu membidik sebuah komunitas film yang memang benar-benar lebih mengedepankan sinematografi dan sisi artistik dalam menonton. Peran Shanty semakin berkembang seiring jalinan cerita yang matang. Meskipun hanya mampu bertahan sebentar di bioskop, namun karya N.T. Achnas ini sangat mengagumkan.
NAGABONAR JADI 2 menjadi sebuah kolaborasi tontonan hiburan maupun berisi sekaligus. Akting Deddy Mizwar yang menawan membawa semangat nasionalisme menjadi gambaran yang seharusnya ada pada negara kita.
Perjalanan 3 HARI UNTUK SELAMANYA yang dsutradarai oleh Riri Riza menjadi road movie yang mengesankan, meski masih terasa kurang pengembangan cerita. Namun, duet akting antara Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti merupakan komposisi yang imbang dan berhasil untuk tahun ini.
Komedi GET MARRIED sukses sebagai suguhan suburban yang bersetting pada daerah pinggiran Jakarta. Alur cerita yang kuat mampu dibawakan dengan ringan dan kocak berkat hadirnya Aming, Desta, Ringgo Agus Rahman, dan Nirina Zubir, serta sedikit pesona dari Richard Kevin.
Yang minimalis, namun manis hadir lewat secangkir CINTAPUCCINO yang digarap oleh Rudi Soedjarwo. Sebuah penghargaan khusus buat Sissy Priscillia yang mampu menghadirkan satu-satunya akting menggemaskan pada drama komedi obsesi cinta masa SMA.
Komedi dewasa QUICKIE EXPRESS menjadi sebuah pelopor ulang kelahiran komedi jenis slapstick pada awal abad ke 21. Tora Sudiro, Ira Maya Sopha, dan Amink berhasil merebut perhatian masyarakat muda dengan arahan nyentrik ala Dimas Jay.
SANG DEWI mempunyai judul yang agak dipaksakan dengan isi filmnya. Meskipun dari sisi skenario cukup kuat, beberapa pemain pendukungnya malah menambah daftar negatif yang ada. Tapi dari sisi positif, sinematografi yang apik bersanding dengan Volland H. yang mengejutkan mampu membuat prediksi awal pada film ini berubah.
Pada MEDLEY, tokoh sentral laki-laki yang diperankan Yossi menjadi keunikan sendiri pada film ini. Hasrat dan keinginannya menjadi sebuah impian yang tidak ternilai. Tapi sejauh mana keinginan itu memuaskan perasaannya ditampilkan dengan makna yang lugas.
Lagi-lagi Nirina Zubir berperan total dalam KAMULAH SATU-SATUNYA bersama dengan Junior. Komedi romantis tentang pengejaran band Dewa ini menjadi sebuah kisah petualangan yang membuahkan chemistry cukup apik antara keduanya.
Rudi Soedjarwo rela ke Jogja demi MENGEJAR MAS-MAS. Sebuah cerita tragis bercampur dengan emosi dan cinta. Sebuah kunci yang mampu membuktikannya yaitu Poppy Sovia yang memulai akting pertamanya dengan penampilan prima, serta dukungan Dina Olivia yang membuat suasana haru tambah terasa.

Sunday, January 06, 2008

Awal Sebuah 2008


Sebuah awal kembali. Sebuah perayaan kembang api sekaligus anugerah untuk dapat terus berbagi. Happi New Year 2008!!

Sebuah awal. Awal dari kelanjutan resolusi terdahulu yang masih belum bisa tercapai. Awal dari sebuah rencana baru yang siap distrategikan, atau juga bisa awal perubahan yang telah lama ingin kita terapkan pada diri kita. Setidaknya setiap orang memiliki pilihan tersendiri terhadap penilaian makna ”awal” pada tahun ini. Dan bagi nih otak, bakalan banyak perubahan yang terjadi!! Huuff.. Life is alweis need a changes, rite..
Dimulai dengan berakhirnya masa teori, dan halo juga buat tumpukan kertas-kertas bernama skripsi. Entah napa, untuk satu hal yang ini males banget pengen mulainya. Hahaha.. Skripsi tentang apa yaah?? Ada yang bisa bantu sumbang ide??
Selanjutnya, selalu ingin menjadi lebih baik adalah sebuah perubahan yang sangat standar. Tapi dengan label ”standar” itu juga, ternyata membuat diri ini lebih baik adalah hal yang sangat sulit! WeLL, setidaknya masih banyak yang tersenyum, menyapa, bercanda nyampe sekarang. Which is means.. masih tergolong manusia yang berkomunikasi dengan normal. Belom pake bahasa alien ko.. Hehe
Selain banyak perubahan, banyak juga rencana yang tertunda dari semester yang terdahulu. MAGANG!!!! Huaaaaaaah.. Pusing banget mau magang dimana?! HuMM, mungkin nanti, besok, lusa, bulan depan. Doakan saja! Moga masuk ke salah satu majalah ibukota.
Awal tahun ini sendiri dimulai dengan tugas-tugas yang tindih-tindihan nyampe gulat-gulatan. Media Buying harus kocar-kacir nyari agensi iklan buat diambil data-data belanja medianya. Beruntung kalo diterima, kebanyakan juga ditolak! Ato juga paling-paling ujungnya nyasar nyari alamat. Finally, pada detik-detik terakhir proses penyamaran berlangsung lancar, jadi pihak agensi ngirain aku orang yang bener-bener mau pasang iklan en akhirnya data-data gampang banget ada di tangan. Hahaha.. Produksi iklan juga gak kalah ribet! Bikin proposal pitching iklan sama klien asli, bikin konsepnya, akhirnya menang pitching, terus eksekusi dah jadi tim artistik! Huff, perjalanan yang cukup panjang!! Eits, masih ada lagi!! Komputer Grafis final testnya disuruh buat majalah. Klik mouse sana-sini lewat aplikasi Corel Draw semalam suntuk.. Bikin mata kaya liat lolipop. Penuh warna!!
Selain rencana-rencana yang siap dijalankan, banyak juga hal yang telah dilakukan dengan baik selama tahun 2007. Meskipun belum sempurna, namun sebuah kebaikan pasti dilakukan dengan usaha maksimal. WeLL, semoga 2008 semua hal akan menjadi lebih baik. Better life, better Indonesian movie, better people who alweis beside me… Oh, yap! Ngomongin film, bakalan ada top 10 Indonesian movie 2007 di post berikutnya… So, cek terus yah update-nya… Ciao!
Teori Teddiouzz Today
Seberapa banyak anda berharap tentang perubahan pada diri anda? Banyak yang akan berbeda, banyak yang akan sesuai, tapi tidak jarang juga yang akan menolak. Sebuah perubahan pasti diinginkan untuk menjadi sebuah kebaikan, kenyamanan, atau keseimbangan dalam introspeksi diri. Then, gimana kalo nyatanya perubahan justru nambah buruk keadaan? WeLL, sebuah perubahan pastinya akan datang kembali pada perjalanan berkutnya. Life is alweis need a changes, rite...