Wednesday, January 21, 2009

Top 10 Indonesian Movies 2008


Januari 2009 ini, saya masih disibukkan dengan posisi marketing di sebuah advertising hingga awal Februari nanti.
Sebenarnya gak sibuk-sibuk amat. Kerjaan juga seadanya (seperti sarapan saja!), tapi entah mengapa waktu magang ini menyita waktu-waktu yang lain. Yang utama terasa adalah waktu mengerjakan skripsi yang menjadi terlantar, waktu café to café yang semakin dipaksa masuk dalam agenda weekend meski badan beraroma kasur, waktu Wifian yang almost nothing digantikan dengan sentuhan e-mobile. Sebegitu berubahkah jika nanti saya benar-benar bekerja? Atau pekerjaan ini bukan pekerjaan yang enjoyable buat saya? Atau mungkin mental saya belum cukup buat bekerja? Ahh.. Pemikiran-pemikiran yang tidak jelas...
Yang jelas, awal tahun ini seperti biasanya saya akan sekilas mereview perfilman tanah air sepanjang tahun 2008. Sepertinya tren yang masih berlanjut adalah tren berlomba-lomba menciptakan ikon horor. Tercatat (yang saya catat, loh!) ada 18 film bergenre horor yang rilis tahun 2008. Sepertinya genre horor masih dianggap potensial untuk lahan panen uang oleh para produser Indonesia. Genre ini juga sepertinya tidak mau kalah di tahun ini. Hal ini diperkuat dengan munculnya salah satu judul horor yang tidak kalah bodohnya, yaitu Hantu Jamu Gendong. Selain horor, tren yang booming pasca Quickie Express adalah komedi slapstick yang banyak mengetengahkan seks sebagai bahan obralan. Sebanyak 16 judul film “panas” bebas ditayangkan di bioskop-bioskop tanah air. Saya sih bukan mempermasalahkan adegan panasnya, hanya saja pada cerita yang ala kadarnya membuat imej sang bintang menjadi murahan. Satu lagi yang lambat laun tapi menjadi tren adalah film antologi. Film yang terdiri dari beberapa sub plot cerita ini makin lama makin berisi dan diminati. Sepuluh adalah salah satu judul film antologi terbaru yang akan tayang Februari nanti.
Penghargaan kelas FFI juga sudah sangat jatuh kredibilitasnya. Banyak film kelas festival yang tidak mendaftar atau juga diblacklist karena ada pihak luar yang ikut campur dalam pembuatan. SO, LUPAKAN FFI! Nah, berikut 10 film Indonesia terbaik 2008 versi Teddiouzz:

Petikan AYAT-AYAT CINTA membuat segala lapisan masyarakat Indonesia berbondong memenuhi kursi bioskop. Mendobrak stagnasi dengan tema religius, film yang diangkat dari novel bestseller karya Habbiburahman El Shirazy ini mampu mengangkat nama Carrisha Putrie menjadi bintang bersinar tahun ini.
Film antologi karya 4 sutradara wanita, PEREMPUAN PUNYA CERITA mampu mengembangkan konflik-konflik yang berbeda di tiap kota. Perempuan sebagai subjek utama menjadikan film ini manis dan bernuansa feminis. Tapi, meskipun demikian, beberapa cerita dikembangkan dengan sudut pandang yang berbeda.
Tahun lalu, Upi kembali berkolaborasi dengan Vino Bastian dalam RADIT DAN JANI, film drama dengan nuansa street style ini mampu menggali skenarionya lebih dalam lagi ditambah dengan chemistry dua bintang utamanya dalam porsi yang seimbang.
Film hasil penyutradaraan novelis Djenar Maesa Ayu, MEREKA BILANG, SAYA MONYET menjadi sebuah film dengan suguhan sinematografi yang apik serta cerita yang kental dengan sastra. Berkat film ini, Titi Sjuman menjadi aktris pendatang yang patut diperhitungkan.
Pasukan LASKAR PELANGI juga menjadi primadona bioskop tahun lalu. Kisah bestseller novel Andrea Hirata tentang anak-anak Belitong dalam menggapai cita-citanya mampu menyampaikan sisi edukasi yang penting untuk generasi penerus bangsa. Mengingatkan dengan film edukasi yang lebih dulu muncul, Denias.
Antologi LOVE adalah cerita antologi yang lebih pop dibandingkan dengan antologi-antologi lainnya. Alm. Sophan Sophian dan Widyawati adalah yang paling dianggap berjasa menghidupkan film ini. Duet keduanya juga bercampur dengan duet-duet yang lain sehingga menghasilkan sebuah kesinambungan dalam skenario yang cukup matang.
Berpetualang dalam CINTA SETAMAN memang harus penuh dengan penghayatan. Sebuah antologi yang mampu mengemas sebuah perilaku menjadi hal yang patut dikaji ulang. Berbagai definisi keburukan dan kebaikan, atau bahkan tentang cinta menjadi hal yang penuh dengan daftar pertanyaan.
Kisah perempuan bernama MAY yang terpisah dengan keluarga pasca tragedi ‘rasisme’ warga Indonesia terhadap warga Tionghoa membuat kita sekilas kembali ke masa lalu. Pembakaran rumah, pemerkosaan, komersialisme, serta imigrasi mewarnai konflik-konflik yang ada. Sebuah tema yang mengesankan, meskipun terkesan lemah dalam endingnya.
Dangdut versus pesantren ala 3 DOA 3 CINTA mengembalikan duet favorit Indonesia, Dian Sastro dan Nicolas Saputra dalam satu adegan. Kisah urban yang santai namun sarat dengan fenomena kultural membuat film ini tampil berkesan meski kurang tenaga bercerita.
KARMA menjadi film horor yang saya anggap lebih mengandung magis tahun ini. Horor tidak selamanya memiliki seragam putih, make up putih, kontak lens, ataupun gigi taring dengan riasan darah atau bekas luka cabikan. Film ini meredefinisi ketakutan dengan efek suara yang mengagumkan, bukan mengagetkan.

Selamat mengkritik list ini atau mungkin juga setuju dengan saya. Saksikan juga list Moviouzz Awards 2009 di posting selanjutnya..
Selamat menonton film di tahun 2009. Semoga film Indonesia dapat menembus festival-festival film internasional lainnya..

1 comment:

  1. Wuduwh..
    Review pilem ey..
    Iya tuh. Perfilman indonesia ini punya penyakit latah, alias plagiat kelas kakap.
    Ga bisa liat satu jenis theme ato alur cerita yg sukses, langsung dah muncul jenis2 yg "sama juga"..
    Hu..uh..

    ReplyDelete